Senin, 07 Oktober 2019

Nikmati Prosesnya, Maka Menulis Menjadi Mudah

Itu kata guru-guru dari beberapa kelas yang pernah kuikuti. Tapi kenapa ya, setelah mengikuti sekian banyak kelas menulis, tulisanku belum berkembang signifikan. Perbendaharaan kata nggak bertambah, padahal buku-buku sudah dibaca. Apatah lagi tulisan yang bermakna dan menyentuh. Duuh... kok rasanya masih jauh ya.

Selidik punya selidik, coba introspeksi diri, oalah... itu kan karena aku jarang berlatih nulis. Banyak peristiwa berlintasan di depan mata, hanya menjadi bahan pemikiran. Tidak dituangkan dalam bait-bait kata. Sekedar ide pun tidak. Akhirnya, pemikiran itu hilang tersapu angin.

Banyak yang mengingatkan untuk selalu menuliskan ide-ide yang melintas. Tapi kadang waktu datangnya ide nggak tepat. Lah, lagi di kamar mandi ide datang. Selesai urusannya, ide pun minggat. Tapi sekarang aku punya jurus, ide yang datang tidak dibuat kalimat panjang. Satu dua kata saja dulu. Diingat dan dicatat apa adanya. Nanti setelah waktunya luang, baru deh dikembangkan lagi. Alhamdulillah, berhasil.

Dulu, aku juga nggak berani mempublikasikan tulisan di media sosial. Malu, takut salah, takut dengan pendapat orang lain setelah membaca tulisanku, dan banyak alasan lain. Bersyukur, guru-guru menulis selalu memberi semangat. Menulis nggak usah takut dengan pandangan orang lain. Nggak usah takut dengan hasil. Alirkan saja apa yang ada di pikiran dan hati ke ujung jari. Biarkan jari-jari menari tanpa beban sehingga nanti aku bisa menulis dengan bahagia. Dan memang benar, setelah membuang beban mental, menulis jadi lebih ringan.

Penyakit lain yang harus diberantas adalah nggak nulis jika tidak ada tugas. Ini parah banget, ya. Perlu reparasi total. Dimulai dari perbaikan niat. Sebenarnya tujuan mau jadi penulis itu apa? Kalau hanya ingin terkenal seperti Asma Nadia atau Salim A Fillah, lebih baik urungkan niatnya. Karena niat akan membentuk seperti apa kita nanti. Ingat dengan hadits yang mengatakan amal itu tergantung niat. Jika niatnya karena Allah, akan ada kebaikan yang didapat. Tetapi jika hanya berniat karena dunia, maka dunia yang akan didapat tanpa ridho Allah.

Tersebab itu, niat utama menulis saat ini adalah karena Allah. Ingin mengambil peran perantara dalam menyebar cahaya kebaikan. Apalagi buat tipe orang yang tidak terlalu banyak bicara, maka menulis menjadi caraku untuk berkomunikasi dengan dunia.

Para penulis terkenal, tentu mengalami proses panjang yang penuh perjuangan. Tidak ada yang pernah membaca tulisan mereka saat pertama belajar menulis. Jatuh bangun merangkai kata selama puluhan tahun sudah biasa. Maka buat aku yang baru dua tahun belajar menulis, ibarat balita yang baru belajar bicara, harus banyak berlatih. Mengumpulkan perbendaharaan kata, mencatat kata-kata baru, melibatkan kelima indera di mana pun aku berada sebagai bagian dari tugas membaca dan mengumpulkan ide.

Yang nggak kalah penting adalah berkumpul dengan teman-teman yang mencintai dunia pena dalam satu komunitas seperti @nulisyuk. Karena bertemu dan berkumpul dengan teman-teman yang memiliki minat yang sama, akan menjaga semangat berkarya hingga ujung usia. Maka hanya kepada Allah-lah aku meminta agar tetap terjaga dalam jalan yang penuh cahaya kebaikan. Aamiin


 #nulisyuk
#nulisyukbatch38
#challenge1 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar