Sabtu, 14 Maret 2020

Sang Pengembara

"Mengarungi samudera kehidupan
Kita ibarat para pengembara
Hidup ini adalah perjuangan
Tiada masa tuk berpangku tangan"

Begitulah cuplikan syair lagu Bingkai Kehidupan yang dinyanyikan grup nasyid Shoutul Harokah. Kita memang hanya pengembara,yang sekadar mengembara mencari makna hidup. Semua pengembara akan mencari bekal yang akan menemani selama perjalanan. Perjalanan panjang menuju kampung halaman.

Selama perjalanan ada kalanya ditimpa badai berpanjangan. Ada kalanya hanya bertemu kerikil kecil. Namun, untuk sampai di ujung perjalanan semua itu harus dilalui.

Tawa dan tangis. Sehat dan sakit. Bahagia dan sedih. Berhasil dan gagal. Hidup dan mati. Kesemuanya Allah yang menciptakan. Apakah pengembara bisa menolaknya? Tidak ada yang bisa menghindarinya kecuali memohon pertolongan-Nya, agar dikuatkan dalam menjalaninya.

Pasang surut kehidupan tidak pernah berhenti. Terus berputar seiring waktu hingga tiba masanya perjalanan Sang Pengembara berhenti. Cukup atau tidak bekal yang dikumpulkan, ketika Penguasa Alam telah memutuskan maka ia harus berhenti.

Kehidupan hanya mengumpulkan bekal. Bekal kebaikan bagi sesama makhluk hidup yang akan dipertanggungjawabkan kelak. Pengembara tidak tahu, mana bekal yang akan menyelamatkannya kelak.

Dia pun tidak tahu, masa depan apa yang akan menimpanya. Pengembara hanya berikhtiar mempersiapkan dirinya. Mengukir jejak amal baik hari demi hari. Bagi dirinya, orang tua, lingkungan, dan agama.

Hidup hanya saat ini. Hari kemarin, telah berlalu, yang memberi pelajaran berharga. Esok belum tentu ada. Hari ini, di waktu ini, itulah kehidupan sebenarnya. Isilah dengan hal manfaat dan menyelamatkan di masa depan. Hal-hal baik yang diridai Sang Khalik, yang akan menutup akhir perjalanan sebagai bekal ke kampung akhirat.

#30DWCJid22
#Day28

Tidak ada komentar:

Posting Komentar