Sabtu, 22 Februari 2020

Tentang Perjalanan

Sebuah perjalanan pasti menyenangkan. Apalagi perjalanan pulang kampung saat mudik lebaran. Akan banyak episode cerita yang diluahkan.

Diawali dengan mengumpulkan bekal agar di perjalanan tidak kurang suatu apa. Berbekal agar saat di kampung halaman dapat berbagi dengan saudara dan orang tua tercinta.

Dan kalau melakukan perjalanan saat mudik lebaran, yang harus dipersiapkan lainnya adalah fisik dan mental. Macet di sepanjang jalan melintasi Jawa kerap terjadi. Karenanya fisik harus terjaga, tetap sehat dan fit terutama yang mengendarai kendaraan sendiri.

Tapi lihatlah, walau harus melalui macet yang kadang buat merana, tetap saja pulang kampung saat lebaran dinanti banyak orang. Kegembiraan berkumpul dengan keluarga besar yang lama tak bertemu, menjadi alasan utama orang rela menembus macet.

Memanglah, perjalanan akan diwarnai oleh rupa-rupa kejadian. Terkadang menyenangkan, tak jarang juga penuh perjuangan dan kesedihan. Namun itu semua harus dilewati. Agar diri tertempa menjadi pribadi yang lebih baik.

Demikian pula dengan hidup. Sejak lahir hingga menutup mata, pasti ada beragam kisah. Dan kisah itu pasti tidak terjadi begitu saja. Ada designer yang telah merancangnya untuk kita. Rancangan hidup yang telah tertulis dan harus kita lewati, suka atau tidak.

Banyak yang berhasil melewati rintangan perjalanan. Tempaan hidup menjadikannya kuat sehingga karya-karya terbaiknya menghiasi semesta. Yang belum berhasil melewati, selama masih diberi kesempatan hidup, masih ada waktu untuk terus belajar. Bisa jadi ketidakberhasilan karena belum menemukan jalan kebaikan ketika menelusuri perjalanan hidupnya sehingga belum adanperubahan berarti. Tetapi Allah akan terus menyertai hingga hamba menemukan jalan itu. Semua berproses.

Asalkan ada niat untuk berkarya, jalan-jalan menggapainya akan terbuka lebar. Jangan berhenti. Satu karya selesai, diikuti karya lain yang lebih baik. Faidza faraghta fanshab, wa ila rabbika farghab. Maka apabila kamu telah selesai dari satu urusan, maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.

Perjalanan hidup yang terbatas, tidak boleh membuat kita terlena dengan aktivitas yang monoton dan tidak bermanfaat. Isi selalu hari-hari dengan impian besar yang Allah ridhai. Sehingga ketika Allah memanggil, karya kita masih tertinggal dan memberi manfaat dan kegembiraan bagi banyak orang. Layaknya perjalanan ke kampung halaman, semoga karya kita menjadi bekal terbaik yang akan kita bawa pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar