Senin, 17 Februari 2020

Fenomena Boba


Pic from unsplash.com


Antrian mengular hingga ke luar kedai. Tua, muda, anak-anak ikut mengantri dengan sabar demi segelas minuman dingin. Bubble tea namanya. Teh yang dibeei aneka rasa ditambah boba. Boba yang bulat, kenyal, berwarna hitam memang sedang digemari. Kalau nggak minum itu, nggak nge-trend.

Eh, tunggu dulu. Apa-apa yang digandrungi saat ini, belum tentu baik. Pandai memilah, mana yang manfaat mana yang hanya enak sesaat. Kalau diperhatikan, makanan masa kini cenderung kaya gula dan tepung. Ada saja produk makanan baru yang hadir di tengah kita, tapi jarang yang kaya dengan nutrisi. Makanan kosong istilahnya. Dia hanya memuaskan rasa, tapi kebutuhan tubuh akan zat gizi kurang terpenuhi.

Produsen sih nggak salah untuk mengembangkan produk makanan. Hanya kita sebagai konsumen yang harus bijak memilih. Jangan biarkan kita menzalimi diri sendiri dengan terlalu seringnya makan makanan kosong.

Makanan yang mengandung gula memang menarik hati. Rasa yang manis, dibentuk dan diwarnai sedemikian rupa, pastilah akan menggugah selera terutama anak-anak. Semanis-manisnya gula, jangan berterusan.

Gula dalam bentuk karbohidrat memang diperlukan untuk menghasilkan energi. Tapi kalau yang masuk tubuh berlebih, gula yang tidak digunakan akan ditumpuk jadi lemak. Kan akhirnya obesitas. Nggak mau kan jadi obes. Karenanya kendalikan diri dengan gula. Jika belum bisa menghindar seluruhnya, ya kurangi sedikit demi sedikit. Agar tubuh sehat, terhindar dari penyakit akibat gaya hidup tidak sehat. Yuk, berubah.


#30dwc
#30DWCJILID22
#Day2
#pejuang30dwc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar